KLIPING/PROPOSAL BATIK TAPLAK MEJA VARIASI BATIK TULIS DAN CAP
PROPOSAL TAPLAK MEJA
VARIASI BATIK TULIS & CAP
DI SUSUN OLEH
DINA KAMALADURI WARDANI (9A/32)
SMP NEGERI 2 GODEAN
Tahun ajaran 2016/2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur, Saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nyalah maka Saya bisa dapat menyelesaikan sebuah proposal batik tentang taplak meja teknik variasi batik tulis dan batik cap dengan tepat waktu.
Proposal ini Saya buat sebagai salah satu kewajiban dalam menjalankan tugas sebagaimana diamanatkan oleh guru pembimbing. Disamping itu proposal ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan nilai ujian praktek pada tugas SMP di SMP Negeri 2 Godean Tahun ajaran 2016/ 2017.
Dengan ini saya mempersembahkan sebuah proposal tentang tujuan dari pembuatan proposal tentang taplak meja batik tulis dan cap, sejarah batik, biaya bahan pembuatan, macam-macam alat pembuatan, perwarnaan dan proses pembuatannya. Saya berharap proposal ini dapat memberikan suatu dampak positif bagi kita semua.
Melalui kata pengantar ini Saya lebih dahulu meminta maaf bila mana isi proposal ini ada kekurangan dan tulisan yang Saya buat kurang tepat dan tidak berkenan atau menyinggung pihak lainnya.
Saya persembahkan proposal ini dengan penuh rasa terima kasih. Dan Saya selaku penulis sadar bahwa Saya pelajar yang tidak ada bedanya dari pelajar lain dan tidak lebih baik dari pelajar lainnya, jadi Saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari siapapun yang membaca proposal ini. Karena kritik dan saran tersebut akan Saya jadikan motivasi sehingga Saya dapat membuat proposal yang lebih baik.
Terimakasih ,wassalam...
Sleman,Januari 2017
Penyusun
DAFTAR ISI :
I. COVER ....................................................................1
II. KATA PENGANTAR .................................................2
III. DAFTAR ISI................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG…………………………………………….4
B. TUJUAN PENYUSUNAN PROPOSAL………………………...4
BAB II ISI
A. SEJARAH TENTANG BATIK...................................................5
B. BAHAN MEMBATIK DAN KALKULASI BIAYA.......................8
C. ALAT PEMBUATAN TAPLAK MEJA…………………………..9
D. PROSES PEMBUATAN TAPLAK MEJA..................................14
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN……………………………………………………17
B. SARAN…………………………………………………………..17
IV. DAFTAR PUSTAKA....................................................18
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Batik merupakan salah kekayaan seni warisan budaya masa lampau, yang telah menjadikan Negara Indonesia memiliki/mempunyai ciri yang khas di mancanegara. Perkembangan batik yang sudah menempuh perjalanan berabad-abad silam, telah melahirkan berbagai jenis dan corak batik yang khas disetiap daerahnya.
Dan kepopuleran batik Indonesia dikancah dunia juga tidak diragukan lagi. Oleh sebab itu kita sebagai warga Negara Indonesia kita harus bangga dan ikut mempertahankan,dan melestarikan warisan budaya ini agar tidak punah dengan bergantinnya zaman. Dengan adanya karya tulis ini diharapkan dapat menambah pengetahuan/wawasan apa yang dapat saya dan teman-teman lakukan dalam menjaga kelestarian mengenai warisan budaya Indonesia yang khususnya batik.
B. TUJUAN MEMBUAT PROPOSAL
Adapun tujuan dari membuat proposal taplak meja variasi batik tulis&cap antara lain :
Untuk mendapatkan dan memenuhi nilai ujian praktek ketrampilan membatik, nilai harian, dan tugas dari ketrampilan batik.
Menambah pengalaman dengan membuat taplak meja variasi batik tulis dan cap.
Untuk melestarikan, dan menanamkan kecintaanya terhadap seni budaya bangsa Indonesia dengan membuat kerajinan batik.
Melatih pelajar agar berwirausaha dengan baik.
Menjadikan pelajar lebih kreatif dan inovatif dalam berwirausaha.
Menambah wawasan tentang berwirausaha.
BAB II ISI
A. SEJARAH TENTANG BATIK
Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.
Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing. Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedangkan bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur
Jaman Majapahit
Batik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majapahit di telusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojokerto adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit.
Batik cap dikenal bersamaan dengan masuknya obat-obat batik dari luar negeri. Cap dibuat di Bangil dan pengusaha-pengusaha batik Mojokerto dapat membelinya dipasar Porong Sidoarjo, Pasar Porong ini sebelum krisis ekonomi dunia dikenal sebagai pasar yang ramai, dimana hasil-hasil produksi batik Kedungcangkring dan Jetis Sidoarjo banyak dijual.
Ciri khas dari batik Kalangbret dari Mojokerto adalah hampir sama dengan batik-batik keluaran Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua. Yang dikenal sejak lebih dari seabad yang lalu tempat pembatikan didesa Majan dan Simo.
Perkembangan batik di Mojokerto dan Tulung Agung berikutnya lebih dipenagruhi corak batik Solo dan Yogyakarta. Warna babaran batik Majan dan Simo adalah unik karena warna babarannya merah menyala (dari kulit mengkudu) dan warna lainnya dari tom. Hanya sekarang masih terdapat beberapa keluarga pembatikan dari Sala yang menetap didaerah Sembung. Selain dari tempat-tempat tesebut juga terdapat daerah pembatikan di Trenggalek dan juga ada beberapa di Kediri, tetapi sifat pembatikan sebagian kerajinan rumah tangga dan babarannya batik tulis.
Tentang Batik
Kata “batik” berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: “amba”, yang bermakna “menulis” dan “titik” yang bermakna “titik”. Sejak 2 Oktober 2009, Batik sebagai keseluruhan, baik itu dari teknik, teknologi serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan da Non bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity)
Batik Tulis adalah sebuah kerajinan tangan yang mempunyai nilai seni yang sangat tinggi dan merupakan sebuah bagian dari budaya Indonesia sejak dahulu kala. Wanita-wanita Jawa pada jaman dahulu kala menjadikan keterampilan membuat batik tulis.
Sebagai pekerjaan utama untuk menghidupi keluarga, jadi pada jaman dahulu kala membuat batik tulis adalah pekerjaan yang sangat istimewa bagi para wanita hingga sampai dengan ditemukannya “Batik Cap” yang memberi kesempatan kepada para pria mencoba bidang batik tulis ini.
Tradisi membuat batik tulis pada awalnya merupakan tradisi dari nenek moyang yang kemudian dilanjutkan secara turun temurun, corak batik tulis tersebut dapat dikenali berasal dari batik tulis keluarga tertentu. Beberapa corak batik tulis dapat mewakili kasta seseorang. Bahkan hingga sekarang, beberapa corak atau motif batik tulis tadisional hanya boleh dipakai oleh keluarga kerajaan keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Seni pewarnaan kain batik tulis dengan menggunakan malam (lilin khusus untuk membatik) adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan ditemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik tulis juga diterapkan di Tiongkok serta di India dan Jepang. Di Afrika, teknik seperti batik tulis dikenal di Nigeria dan Senegal. Di Indonesia, batik tulis dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit.
Walaupun kata “batik” berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik tulis di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik tulis ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A. Brandes (ar keolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik tulis adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores,Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi dari nenek moyang dalam membuat batik tulis.
Menurut G.P. Rouffaer, pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Corak-corak tersebut hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat khusus yang disebut canting, sehingga kemungkinan bahwa canting ditemukan di daerah Jawa. Detil ukiran kain batik tulis yang menampilkan pola yang rumit hanya dapat dibuat dengan canting yang telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
B. BAHAN MEMBATIK DAN KALKULASI BIAYA
Kalkulasi biaya bahan membuat taplak meja variasi batik cap dan tulis
No Bahan Jumlah Harga
1. Kain Prima 105×105 cm Rp 13.300,00
2. Pewarna 1 Resep Rp 10.000,00
3. Abu Soda 15 Gram Rp 700,00
4. Malam 1 Ons Rp 3.000,00
5. Benang Jahit 1 Rol Rp 1.000,00
6. Plastik Kemas 1 Buah Rp 500,00
Total Rp 28.500,00
C. ALAT PEMBUATAN TAPLAK MEJA
Adapun alat pembuatan taplak meja dan fungsinya :
• Alat Pengecapan
1. Cap Batik
Alat cap adalah alat yang terbuat dari tembaga dengan kombinasi besi dengan pemukaan untuk berupa motif batik. Cap ini berfungsi untuk meletakkan lilin malam dengan motif batik pada permukaan kain mori sesuai dengan pola cap.
2. Meja Cap
Meja batik cap terbuat dari kayu, yang pada bagian permukaan dilapisi busa (spoon) yang sudah dilapisi dengan plastik perlak untuk mengoptimalkan hasil cap-capan dan sekaligus menghindari agar malam tidak lengket pada meja maka busa (spoon) harus dalam keadaan basah.
3. Kompor Besar
Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa digunakan adalah kompor berbahan bakar minyak. Kompor ini berfungsi sebagai perapian dan pemanas bahan-bahan membatik (malam).
4. Loyang/Wajan Datar
Loyang/wajan datar terbuat dari besi dan berbentuk seperti wajan dengan dasar datar dan berdiameter 40 cm, yang berfungsi untuk tempat lilin malam saat dipanaskan.
• Alat Pembatikan(tulis)
1. Canting
Canting adalah alat yang dipakai unuk memindahkan atau mengambil cairan, terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya. Canting ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan cairan malam. Saat ini, canting perlahan menggunakan bahan teflon.
2. Dingklik
Dingklik adalah tempat duduk untuk melakukan proses membatik. Tempat duduk biasanya di sesuaikan oleh tinggi orang pembatik agar nyaman. Biasanya terbuat dari bambu, kayu, plastik, atau besi. Saat ini, tempat duduk dapat dengan mudah dibeli di toko-toko.
3. Taplak/celemek
Taplak/celemek adalah kain untuk menutup paha si pembatik agar tidak terkena tetesan malam panas sewaktu canting ditiup atau waktu membatik.
4. Kompor
Kompor dalam pembatikan berfungsi untuk mecairkan malam untuk membatik.
5. Gawangan
Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu dibatik. Gawangan terbuat dari kayu atau bambu. Gawangan harus dibuat sedemikian rupa hingga kuat, ringan, dan mudah dipindah-pindah.
6. Wajan
Wajan adalah perkakas utuk mencairkan malam. Wajan dibuat dari logam baja atau tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa menggunakan alat lain.
• Alat Pewarnaan
1. Kuas
Terbuat dari bambu yang dibentuk menyerupai kuas dengan ujung ditumbuk agar lemas. Fungsinya untuk pewarnaan pada bagian-bagian tertentu (nyolet).
2. Gelas plastik
Berfungsi untuk tempat melarutkan pewarna batik/ tempat menaruh pewarna untuk di colet.
• Alat Melorot
1. Alat kerok
Terbuat dari besi pelat (tipis) atau pisau tumpul,digunakan untuk mengelupas lapisan lilin.
2. Jadi (jedi)/Ember besar
Terbuat dari tembaga berbentuk tabung dengan alas bulat (elip) tetapi lebih sempit dari permukaanya.Gunanya untuk merebus mori yang telah dibatik agar lilinya larut (nglorot).
3. Kenceng/ember kecil
bentuknya lebih kecil dari jedi berfungsi bisa untuk mencuci, atau menaruh malam bekas lorotan.
• Alat Finishing
1. Plastik bening
Plastik bening berfungsi untuk mengemas hasil batik yang telah dibuat terlihat rapi dan tidak mudah kotor.
D. PROSES PEMBUATAN TAPLAK MEJA
1) Siapkan bahan dan alat untuk membatik.
2) Buatlah desain gambar batik untuk taplak meja.
3) Setelah itu pindahkan desain gambar pada kertas manila menurut desain.
4) Lalu lakukan mengeblat pada kain.
5) PROSES PENGECAPAN
Meliputi
1. Malam di panaskan , selagi malam di panaskan persiapkan meja cap lengkap(meja dilapisi busa, lalu di tutup dengan kain, kemudian di lapisi pasir halus tanpa kerikil).
2. Kain yang akan di gunakan di rancang dulu bagian yang akan di cap.
3. Setelah itu bentangkan kain di atas meja cap lengkap, percikan dengan air.
4. Cap dalam kondisi bersih di celupkan ke malam yang sudah meleleh, angkat miringkan lalu tutup.
5. Setelah itu capkan pada kain, agar malam tidak menetes ke kain salah satu tangan memegang kardus supaya malam yang menetes jatuh ke kardus.
6) PEMBATIKAN
a. Siapkan malam,wajan, dan kompor kecil.
b. Panaskan malam diatas wajan dengan api kecil. Sesusaikan suhu pada api, jangan terlalu panas atau terlalu dingin.
c. Kemudian , jika malam sudah mencair. Lakukanlah langkah pembuatan batik di bawah ini:
Nglowongi
Menutup garis pola menggunakan canting klowong (canting cucuk sedang).
Isen-isen
Membatik gambar isisan dengan canting cecek (cantig cucuk kecil).
Nembok
Menutup kain yang tidak ingin di warna dengan malam. Dengan menggunakan canting tembok (canting cucuk besar) sehinngga warnanya masih bewarna putih saat di lakukan pelorodan
Nerusi
Membatik bagian belakang persis pada bayanganya , Nerusi dilakukan apabila malam tidak nembus di bagian belakang
7) PROSES PEWARNAAN
a. Membuat pewarna Remasol dan pembangkit warna Waterglass
Cara membuat pewarna Remasol:
5 gr Remasol + 10 gr Soda kue + 1 liter air dingin kemudian aduk sampai rata.
Cara membuat pembangkit warna :
Sedangkan cara membuat pembangkit warna, water glass 1 kg + 1 Kostik soda+ 1 liter air panas di aduk rata.
b. Proses pewarnaan
Coletkan larutan pewarna naptol pada kain menggunakan kuas
Keringkan di tempat yang teduh tanpa terkena sinar matahari.
Ulangi langkah-langkah diatas sampai 3 kali, agar hasil warnanya bagus.
Jika sudah,keringkan dengan cara di angin-anginkan
8) PROSES PELORODAN
a. Celupkan kain yang akan di lorod ke dalam larutan 1 sendok tepung tapioka dan 1 liter air panas.
b. Kain di celup-celup hingga malam hilang/lorod.
c. Setelah malam hilang, bilas kain dengan air biasa.
d. Kemudian jemur di tempat yang teduh
9) PROSES FINISHING
a. Taplak meja batik yang sudah melalui proses pelorodan dan sudah kering, kemudian di jahit di bagian tepi kain agar rapi.
b. Setelah di jahit Taplak meja batik di setrika, kemudian di kemas menggunakan plastik kemas.
c. Taplak meja siap di gunakan!
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikian proposal ini saya susun dengan harapan dapat memberikan nilai terbaik dalam memenuhi nilai praktek, tugas,nilai harian dalam kertampilan batik dari guru pembimbing.Pembuatan proposal ini juga bertujuan untuk memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan tentang peluang dalam dunia usaha salah satunya dengan membuat taplak meja variasi batik tulis dan cap.Selain itu saya membuat proposal berharap dapat memberikan hal yang positif dan bermanfaay bagi pembaca proposal
Saya menyadari bahwa tiada yang sempurna di dunia ini kecuali yang Maha Kuasa. Dalam pembuatan proposal ini tentunya masih banyak kekurangan,untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna lebih baiknya penyusunan proposal yang selanjutnya.
Akhir dari penulisan proposal ini saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak/ sumber yang telah membantu penyusunan.Dan terima kasih juga atas selesainya proposal ini,serta saya berharap agar tugas ketrampilan yang saya buat ini dapat berjalan dengan baik dan lancar seperti harapan saya.
B.Saran
Agar pembuatan proposal berjalan lancar,maka saya mempunyai beberapa saran,antara lain:
Percaya dan yakin bahwa proposal dapat terseelesaikan
Pandai berkomunikasi dan bertanya
Mau mendengarkan kritik dan saran dari orang lain
Tidak mudah putus asa
Disiplin,bertanggung jawab,kreatif dan inovatif
DAFTAR PUSTAKA
https://uplikbatik.wordpress.com/about/membuat-batik/
http://indonesia.gunadarma.ac.id/batik/index.php?option=com_content&view=article&id=205&Itemid=232
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_batik_di_Indonesia
https://uplikbatik.wordpress.com/about/membuat-batik/
https://antho229070.wordpress.com/2013/09/22/sejarah-batik-tulis/
http://batik riau.com/10 alat bahan batik
VARIASI BATIK TULIS & CAP
DI SUSUN OLEH
DINA KAMALADURI WARDANI (9A/32)
SMP NEGERI 2 GODEAN
Tahun ajaran 2016/2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur, Saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nyalah maka Saya bisa dapat menyelesaikan sebuah proposal batik tentang taplak meja teknik variasi batik tulis dan batik cap dengan tepat waktu.
Proposal ini Saya buat sebagai salah satu kewajiban dalam menjalankan tugas sebagaimana diamanatkan oleh guru pembimbing. Disamping itu proposal ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan nilai ujian praktek pada tugas SMP di SMP Negeri 2 Godean Tahun ajaran 2016/ 2017.
Dengan ini saya mempersembahkan sebuah proposal tentang tujuan dari pembuatan proposal tentang taplak meja batik tulis dan cap, sejarah batik, biaya bahan pembuatan, macam-macam alat pembuatan, perwarnaan dan proses pembuatannya. Saya berharap proposal ini dapat memberikan suatu dampak positif bagi kita semua.
Melalui kata pengantar ini Saya lebih dahulu meminta maaf bila mana isi proposal ini ada kekurangan dan tulisan yang Saya buat kurang tepat dan tidak berkenan atau menyinggung pihak lainnya.
Saya persembahkan proposal ini dengan penuh rasa terima kasih. Dan Saya selaku penulis sadar bahwa Saya pelajar yang tidak ada bedanya dari pelajar lain dan tidak lebih baik dari pelajar lainnya, jadi Saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari siapapun yang membaca proposal ini. Karena kritik dan saran tersebut akan Saya jadikan motivasi sehingga Saya dapat membuat proposal yang lebih baik.
Terimakasih ,wassalam...
Sleman,Januari 2017
Penyusun
DAFTAR ISI :
I. COVER ....................................................................1
II. KATA PENGANTAR .................................................2
III. DAFTAR ISI................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG…………………………………………….4
B. TUJUAN PENYUSUNAN PROPOSAL………………………...4
BAB II ISI
A. SEJARAH TENTANG BATIK...................................................5
B. BAHAN MEMBATIK DAN KALKULASI BIAYA.......................8
C. ALAT PEMBUATAN TAPLAK MEJA…………………………..9
D. PROSES PEMBUATAN TAPLAK MEJA..................................14
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN……………………………………………………17
B. SARAN…………………………………………………………..17
IV. DAFTAR PUSTAKA....................................................18
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Batik merupakan salah kekayaan seni warisan budaya masa lampau, yang telah menjadikan Negara Indonesia memiliki/mempunyai ciri yang khas di mancanegara. Perkembangan batik yang sudah menempuh perjalanan berabad-abad silam, telah melahirkan berbagai jenis dan corak batik yang khas disetiap daerahnya.
Dan kepopuleran batik Indonesia dikancah dunia juga tidak diragukan lagi. Oleh sebab itu kita sebagai warga Negara Indonesia kita harus bangga dan ikut mempertahankan,dan melestarikan warisan budaya ini agar tidak punah dengan bergantinnya zaman. Dengan adanya karya tulis ini diharapkan dapat menambah pengetahuan/wawasan apa yang dapat saya dan teman-teman lakukan dalam menjaga kelestarian mengenai warisan budaya Indonesia yang khususnya batik.
B. TUJUAN MEMBUAT PROPOSAL
Adapun tujuan dari membuat proposal taplak meja variasi batik tulis&cap antara lain :
Untuk mendapatkan dan memenuhi nilai ujian praktek ketrampilan membatik, nilai harian, dan tugas dari ketrampilan batik.
Menambah pengalaman dengan membuat taplak meja variasi batik tulis dan cap.
Untuk melestarikan, dan menanamkan kecintaanya terhadap seni budaya bangsa Indonesia dengan membuat kerajinan batik.
Melatih pelajar agar berwirausaha dengan baik.
Menjadikan pelajar lebih kreatif dan inovatif dalam berwirausaha.
Menambah wawasan tentang berwirausaha.
BAB II ISI
A. SEJARAH TENTANG BATIK
Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta.
Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing. Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedangkan bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur
Jaman Majapahit
Batik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majapahit di telusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojokerto adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit.
Batik cap dikenal bersamaan dengan masuknya obat-obat batik dari luar negeri. Cap dibuat di Bangil dan pengusaha-pengusaha batik Mojokerto dapat membelinya dipasar Porong Sidoarjo, Pasar Porong ini sebelum krisis ekonomi dunia dikenal sebagai pasar yang ramai, dimana hasil-hasil produksi batik Kedungcangkring dan Jetis Sidoarjo banyak dijual.
Ciri khas dari batik Kalangbret dari Mojokerto adalah hampir sama dengan batik-batik keluaran Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua. Yang dikenal sejak lebih dari seabad yang lalu tempat pembatikan didesa Majan dan Simo.
Perkembangan batik di Mojokerto dan Tulung Agung berikutnya lebih dipenagruhi corak batik Solo dan Yogyakarta. Warna babaran batik Majan dan Simo adalah unik karena warna babarannya merah menyala (dari kulit mengkudu) dan warna lainnya dari tom. Hanya sekarang masih terdapat beberapa keluarga pembatikan dari Sala yang menetap didaerah Sembung. Selain dari tempat-tempat tesebut juga terdapat daerah pembatikan di Trenggalek dan juga ada beberapa di Kediri, tetapi sifat pembatikan sebagian kerajinan rumah tangga dan babarannya batik tulis.
Tentang Batik
Kata “batik” berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: “amba”, yang bermakna “menulis” dan “titik” yang bermakna “titik”. Sejak 2 Oktober 2009, Batik sebagai keseluruhan, baik itu dari teknik, teknologi serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan da Non bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity)
Batik Tulis adalah sebuah kerajinan tangan yang mempunyai nilai seni yang sangat tinggi dan merupakan sebuah bagian dari budaya Indonesia sejak dahulu kala. Wanita-wanita Jawa pada jaman dahulu kala menjadikan keterampilan membuat batik tulis.
Sebagai pekerjaan utama untuk menghidupi keluarga, jadi pada jaman dahulu kala membuat batik tulis adalah pekerjaan yang sangat istimewa bagi para wanita hingga sampai dengan ditemukannya “Batik Cap” yang memberi kesempatan kepada para pria mencoba bidang batik tulis ini.
Tradisi membuat batik tulis pada awalnya merupakan tradisi dari nenek moyang yang kemudian dilanjutkan secara turun temurun, corak batik tulis tersebut dapat dikenali berasal dari batik tulis keluarga tertentu. Beberapa corak batik tulis dapat mewakili kasta seseorang. Bahkan hingga sekarang, beberapa corak atau motif batik tulis tadisional hanya boleh dipakai oleh keluarga kerajaan keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Seni pewarnaan kain batik tulis dengan menggunakan malam (lilin khusus untuk membatik) adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan ditemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik tulis juga diterapkan di Tiongkok serta di India dan Jepang. Di Afrika, teknik seperti batik tulis dikenal di Nigeria dan Senegal. Di Indonesia, batik tulis dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit.
Walaupun kata “batik” berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik tulis di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik tulis ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A. Brandes (ar keolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik tulis adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores,Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi dari nenek moyang dalam membuat batik tulis.
Menurut G.P. Rouffaer, pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Corak-corak tersebut hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat khusus yang disebut canting, sehingga kemungkinan bahwa canting ditemukan di daerah Jawa. Detil ukiran kain batik tulis yang menampilkan pola yang rumit hanya dapat dibuat dengan canting yang telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
B. BAHAN MEMBATIK DAN KALKULASI BIAYA
Kalkulasi biaya bahan membuat taplak meja variasi batik cap dan tulis
No Bahan Jumlah Harga
1. Kain Prima 105×105 cm Rp 13.300,00
2. Pewarna 1 Resep Rp 10.000,00
3. Abu Soda 15 Gram Rp 700,00
4. Malam 1 Ons Rp 3.000,00
5. Benang Jahit 1 Rol Rp 1.000,00
6. Plastik Kemas 1 Buah Rp 500,00
Total Rp 28.500,00
C. ALAT PEMBUATAN TAPLAK MEJA
Adapun alat pembuatan taplak meja dan fungsinya :
• Alat Pengecapan
1. Cap Batik
Alat cap adalah alat yang terbuat dari tembaga dengan kombinasi besi dengan pemukaan untuk berupa motif batik. Cap ini berfungsi untuk meletakkan lilin malam dengan motif batik pada permukaan kain mori sesuai dengan pola cap.
2. Meja Cap
Meja batik cap terbuat dari kayu, yang pada bagian permukaan dilapisi busa (spoon) yang sudah dilapisi dengan plastik perlak untuk mengoptimalkan hasil cap-capan dan sekaligus menghindari agar malam tidak lengket pada meja maka busa (spoon) harus dalam keadaan basah.
3. Kompor Besar
Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa digunakan adalah kompor berbahan bakar minyak. Kompor ini berfungsi sebagai perapian dan pemanas bahan-bahan membatik (malam).
4. Loyang/Wajan Datar
Loyang/wajan datar terbuat dari besi dan berbentuk seperti wajan dengan dasar datar dan berdiameter 40 cm, yang berfungsi untuk tempat lilin malam saat dipanaskan.
• Alat Pembatikan(tulis)
1. Canting
Canting adalah alat yang dipakai unuk memindahkan atau mengambil cairan, terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya. Canting ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan cairan malam. Saat ini, canting perlahan menggunakan bahan teflon.
2. Dingklik
Dingklik adalah tempat duduk untuk melakukan proses membatik. Tempat duduk biasanya di sesuaikan oleh tinggi orang pembatik agar nyaman. Biasanya terbuat dari bambu, kayu, plastik, atau besi. Saat ini, tempat duduk dapat dengan mudah dibeli di toko-toko.
3. Taplak/celemek
Taplak/celemek adalah kain untuk menutup paha si pembatik agar tidak terkena tetesan malam panas sewaktu canting ditiup atau waktu membatik.
4. Kompor
Kompor dalam pembatikan berfungsi untuk mecairkan malam untuk membatik.
5. Gawangan
Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu dibatik. Gawangan terbuat dari kayu atau bambu. Gawangan harus dibuat sedemikian rupa hingga kuat, ringan, dan mudah dipindah-pindah.
6. Wajan
Wajan adalah perkakas utuk mencairkan malam. Wajan dibuat dari logam baja atau tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa menggunakan alat lain.
• Alat Pewarnaan
1. Kuas
Terbuat dari bambu yang dibentuk menyerupai kuas dengan ujung ditumbuk agar lemas. Fungsinya untuk pewarnaan pada bagian-bagian tertentu (nyolet).
2. Gelas plastik
Berfungsi untuk tempat melarutkan pewarna batik/ tempat menaruh pewarna untuk di colet.
• Alat Melorot
1. Alat kerok
Terbuat dari besi pelat (tipis) atau pisau tumpul,digunakan untuk mengelupas lapisan lilin.
2. Jadi (jedi)/Ember besar
Terbuat dari tembaga berbentuk tabung dengan alas bulat (elip) tetapi lebih sempit dari permukaanya.Gunanya untuk merebus mori yang telah dibatik agar lilinya larut (nglorot).
3. Kenceng/ember kecil
bentuknya lebih kecil dari jedi berfungsi bisa untuk mencuci, atau menaruh malam bekas lorotan.
• Alat Finishing
1. Plastik bening
Plastik bening berfungsi untuk mengemas hasil batik yang telah dibuat terlihat rapi dan tidak mudah kotor.
D. PROSES PEMBUATAN TAPLAK MEJA
1) Siapkan bahan dan alat untuk membatik.
2) Buatlah desain gambar batik untuk taplak meja.
3) Setelah itu pindahkan desain gambar pada kertas manila menurut desain.
4) Lalu lakukan mengeblat pada kain.
5) PROSES PENGECAPAN
Meliputi
1. Malam di panaskan , selagi malam di panaskan persiapkan meja cap lengkap(meja dilapisi busa, lalu di tutup dengan kain, kemudian di lapisi pasir halus tanpa kerikil).
2. Kain yang akan di gunakan di rancang dulu bagian yang akan di cap.
3. Setelah itu bentangkan kain di atas meja cap lengkap, percikan dengan air.
4. Cap dalam kondisi bersih di celupkan ke malam yang sudah meleleh, angkat miringkan lalu tutup.
5. Setelah itu capkan pada kain, agar malam tidak menetes ke kain salah satu tangan memegang kardus supaya malam yang menetes jatuh ke kardus.
6) PEMBATIKAN
a. Siapkan malam,wajan, dan kompor kecil.
b. Panaskan malam diatas wajan dengan api kecil. Sesusaikan suhu pada api, jangan terlalu panas atau terlalu dingin.
c. Kemudian , jika malam sudah mencair. Lakukanlah langkah pembuatan batik di bawah ini:
Nglowongi
Menutup garis pola menggunakan canting klowong (canting cucuk sedang).
Isen-isen
Membatik gambar isisan dengan canting cecek (cantig cucuk kecil).
Nembok
Menutup kain yang tidak ingin di warna dengan malam. Dengan menggunakan canting tembok (canting cucuk besar) sehinngga warnanya masih bewarna putih saat di lakukan pelorodan
Nerusi
Membatik bagian belakang persis pada bayanganya , Nerusi dilakukan apabila malam tidak nembus di bagian belakang
7) PROSES PEWARNAAN
a. Membuat pewarna Remasol dan pembangkit warna Waterglass
Cara membuat pewarna Remasol:
5 gr Remasol + 10 gr Soda kue + 1 liter air dingin kemudian aduk sampai rata.
Cara membuat pembangkit warna :
Sedangkan cara membuat pembangkit warna, water glass 1 kg + 1 Kostik soda+ 1 liter air panas di aduk rata.
b. Proses pewarnaan
Coletkan larutan pewarna naptol pada kain menggunakan kuas
Keringkan di tempat yang teduh tanpa terkena sinar matahari.
Ulangi langkah-langkah diatas sampai 3 kali, agar hasil warnanya bagus.
Jika sudah,keringkan dengan cara di angin-anginkan
8) PROSES PELORODAN
a. Celupkan kain yang akan di lorod ke dalam larutan 1 sendok tepung tapioka dan 1 liter air panas.
b. Kain di celup-celup hingga malam hilang/lorod.
c. Setelah malam hilang, bilas kain dengan air biasa.
d. Kemudian jemur di tempat yang teduh
9) PROSES FINISHING
a. Taplak meja batik yang sudah melalui proses pelorodan dan sudah kering, kemudian di jahit di bagian tepi kain agar rapi.
b. Setelah di jahit Taplak meja batik di setrika, kemudian di kemas menggunakan plastik kemas.
c. Taplak meja siap di gunakan!
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikian proposal ini saya susun dengan harapan dapat memberikan nilai terbaik dalam memenuhi nilai praktek, tugas,nilai harian dalam kertampilan batik dari guru pembimbing.Pembuatan proposal ini juga bertujuan untuk memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan tentang peluang dalam dunia usaha salah satunya dengan membuat taplak meja variasi batik tulis dan cap.Selain itu saya membuat proposal berharap dapat memberikan hal yang positif dan bermanfaay bagi pembaca proposal
Saya menyadari bahwa tiada yang sempurna di dunia ini kecuali yang Maha Kuasa. Dalam pembuatan proposal ini tentunya masih banyak kekurangan,untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna lebih baiknya penyusunan proposal yang selanjutnya.
Akhir dari penulisan proposal ini saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak/ sumber yang telah membantu penyusunan.Dan terima kasih juga atas selesainya proposal ini,serta saya berharap agar tugas ketrampilan yang saya buat ini dapat berjalan dengan baik dan lancar seperti harapan saya.
B.Saran
Agar pembuatan proposal berjalan lancar,maka saya mempunyai beberapa saran,antara lain:
Percaya dan yakin bahwa proposal dapat terseelesaikan
Pandai berkomunikasi dan bertanya
Mau mendengarkan kritik dan saran dari orang lain
Tidak mudah putus asa
Disiplin,bertanggung jawab,kreatif dan inovatif
DAFTAR PUSTAKA
https://uplikbatik.wordpress.com/about/membuat-batik/
http://indonesia.gunadarma.ac.id/batik/index.php?option=com_content&view=article&id=205&Itemid=232
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_batik_di_Indonesia
https://uplikbatik.wordpress.com/about/membuat-batik/
https://antho229070.wordpress.com/2013/09/22/sejarah-batik-tulis/
http://batik riau.com/10 alat bahan batik
Komentar